Strategi 1 : Copywriting Teks Iklan Yang Menjual

Saat beriklan di platform E-commerce seperti Google Ads, Facebook Ads, atau Native Ads, hindari menggunakan kata-kata yang tidak penting. Misalnya “Kami merupakan perusahaan fashion terbaik didunia”, atau “Belilah produk kami, dijamin 100% puas”.

Kata-kata generik seperti contoh tersebut dinilai tidak penting dan sering diabaikan oleh pelanggan kami. Daripada itu lebih baik mengedepankan apa yang menjadi keunggulan produk pada teks iklan. Seperti contoh berikut :

Atau menyisipkan testimoni pelanggan kamu didalam iklan :

Membahas masalah teks iklan bukan hanya membuat seni penulisan yang menjual, melainkan mengenali keluhan (pain poin) yang dialami pelanggan, dan tunjukan bahwa produkmu bisa mengatasi keluhan mereka.

Misalnya saja pelanggan sering mengeluhkan kenaikan berat badan, maka tulis dan buktikan bahwa produkmu rendah kalori dan mengedepankan prospek tersebut.

 

Strategi 2 : Alokasi Budget hanya untuk jenis Audiens yang paling relevan

Apabila kamu menjalankan lebih dari satu jenis iklan (Ad Sets) maka ada baiknya analisa terlebih dahulu mana yang paling bekerja dengan baik. Kemudian alokasikan sebagian besar budget harian yang kamu miliki hanya untuk iklan tersebut saja.

Misalnya saja ada 7 Ad Sets yang kamu miliki dan iklan kedua memiliki tingkat konversi yang paling tinggi. Maka langkah yang harus kamu ambil yaitu mengurangi biaya iklan yang lain (memiliki performa buruk) dan alokasikan biaya-biaya tersebut untuk iklan dengan performa paling baik saja.

 

Strategi 3 : Gunakan Metode Retargeting

Metode Retargeting umumnya bisa kamu temukan dibanyak platform periklanan seperti Facebook Ads atau Google Ads. Retargeting adalah sebuah cookie berdasarkan teknologi yang menggunakan kode Javascript sederhana untuk secara anonim “mengikuti” audiens kamu di keseluruhan web.

Retargeting itu sendiri bersifat efektif karena cara ini akan berfokus pada  mengiklankan produk atau layanan kamu kepada orang-orang yang telah kenal dengan brand kamu dan sebelumnya telah memberitahukan perihal ketertarikan mereka. Atau singkatnya iklan hanya ditayangkan pada orang-orang yang pernah berinteraksi dengan atau websitemu saja.

 

Strategi 4 : Mulai Gunakan Display Ads

Display Ads adalah salah satu metode periklanan Google Ads dimana iklanmu akan ditampilkan disemua platform Google (Google Play, Youtube, dan yang lainnya) maupun mitra yang bekerja sama dengan mereka.

Google display network terhubung dengan lebih dari 3 milliar mitra bisnis yang ada secara online. Oleh karena itu memanage display ads menjadi tantangan tersendiri dan sangat menguras waktu bagi sebagian pengguna Google Ads.

Yang perlu kamu lakukan hanya memberikan Google Ads :

  • 5 Jenis Headline
  • 5 Gambar
  • 5 Deskripsi singkat
  • 1 Logo
  • 1 headline panjang (Long Headline)
  • Dan Nama Bisnismu

Secara otomatis Google akan menyesuaikan data-data (Mix & Match)yang kamu berikan untuk menghasilkan iklan yang bersinergi dengan berbagai Space iklan yang tersedia.

Strategi 5 : Menggunakan Dynamic Search Ads

Sama halnya seperti Search Ads biasa, hanya saja dengan Dynamic Search ads kamu tidak perlu lagi ribet-ribet bikin daftar kata kunci (Keyword) apa saja yang harus di targetkan

Perihal kata kunci, Dynamic Search Ads menggunakan konten-konten yang ada di websitemu sebagai referensi kata kunci untuk di tayangkan di iklan. Tapi sayangnya SEO On-page websitemu harus dioptimalkan dahulu sebelum efektif menggunakan dynamic search ads.

Dynamic Search Ads di kenal ampuh dalam hal melebarkan bisnis ke negara-negara dengan jenis bahasa yang berbeda. Karena ia secara otomatis menghasilkan kata kunci iklan sesuai bahasa yang digunakan di negara yang di targetkan. Sehingga kamu tidak lagi harus menterjemahkan kata kuncinya lagi.

 

Strategi 6 : Melakukan A/B Testing

A/B Testing juga dikenal sebagai Uji Kelayakan. Maksudnya adalah melakukan eksperimen marketing dimana ada dua variasi atau lebih pada suatu halaman website/konten yang dilakukan secara bersamaan untuk melihat mana yang memiliki perfoma lebih baik.dan memiliki Conversion Rate yang tinggi.

Dalam menjalankan A/B testing, kamu perlu membuat dua halaman website yang sama, namun memberikan variasi pada website kedua. Variasi yang dilakukan bisa dengan :

  • Mengganti Judul (Headline),

  • Mengganti Tombol (Button)

  • Jenis / ukuran Font yang digunakan

Atau bahkan secara keseluruhan merubah desain halaman tersebut. Dari hasil Testing tersebut akan menghasilkan data dimana antara kedua variasi tersebut mana yang memberikan performa yang lebih baik pada websitemu.

 

Baca Juga :

Strategi 7 : Menerapkan Tehnik Dark Post di Facebook

Dark Post merupakan fitur Facebook dimana suatu post tampil bukan sebagai suatu “post” melainkan sebagai “Ads/iklan” pada beranda target audiens yang ditentukan oleh si pengiklan. Sebenarnya Dark Post sudah berganti nama menjadi Unpublished Post, namun banyak marketer masih menggunakan nama tersebut.

Caranya kamu tinggal navigasi ke laman Info and Ads, pilih postingan yang diinginkan, dan mulai membuat dark post kamu disana.

Sebagai contoh kamu bisa membuat postingan 10 produk yang berbeda dan menargetkan pelanggan secara spesifik dalam satu hari tanpa perlu spam beranda mereka.

Dark Post membuat suatu brand memodifikasi jangkauan, pesan, hingga dampaknya untuk menyampaikan konten tertentu kepada audiens yang ditargetkan saja. Contohnya kamu bisa memilih antara konten kolega kamu Vs teman dekatmu dan melihat mana yang memiliki performa terbaik.