Promosi Iklan Berbasis video singkat (Short Videos)

bekerja lebih efektif daripada yang diperkirakan sebelumnya dalam memengaruhi konsumen di seluruh kanal pembelian. Sebab model iklan ini menggambarkan perjalanan pelanggan dari pertama kali melihat iklan hingga membeli produk atau layanan.

Semakin populernya konten premium bentuk pendek dan peningkatan materi iklan mendorong pergeseran tersebut, menurut studi oleh Magna dan IPG Media Lab Interpublic dan perusahaan media sosial Snap.

Iklan enam detik yang sering digunakan untuk meningkatkan kesadaran merk bisa sama efektifnya dengan iklan 15 detik untuk strategi pemasaran.

Iklan enam detik dapat meningkatkan preferensi merek sebesar 9% dan niat membeli sebesar 5%, serupa dengan 10% dan 4% keuntungan masing-masing untuk iklan 15 detik dalam pengujian yang mengontrol merek tersebut.

Selain itu juga, jenis iklan video berdurasi pendek yang didesain untuk mobile responsive cenderung memiliki hasil yang maksimal. Misalnya saja mendesain untuk bisa dilihat penuh dan jelas saat device digunakan vertical, berdurasi kurang dari 10 detik, atau pesan iklan bisa dimengerti bahkan dalam kondisi tanpa suara sekalipun.

 

Banyak audiens yang cenderung mengatakan bahwa iklan yang lebih panjang dianggap “mengganggu”, sentimen negatif ini dihindari oleh banyak merek dan mulai beralih ke iklan enam detik, atau 15 detik (Short video).

Saat ini banyak Pemasar yang menghadapi tantangan dalam mencoba menceritakan kisah merek mereka dalam format enam detik.

Magna, IPG Media Lab dan studi Snap menunjukkan bahwa iklan enam detik sama efektifnya dengan iklan 15 detik dalam membantu merek tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran merek, tetapi juga untuk meningkatkan preferensi merek, maksud pencarian (Search Intent), dan niat membeli.

Temuan ini membantu mengonfirmasi penelitian lain tentang keefektifan iklan yang lebih pendek, terutama karena iklan seluler memicu respons emosional dalam waktu kurang dari setengah detik.

Di TV saja, iklan enam detik menangkap 8% hingga 11% lebih banyak perhatian per detik daripada iklan yang lebih panjang, menurut studi oleh Advertising Research Foundation (ARF) dan TVision Insights.

Mendemonstrasikan keefektifan iklan enam detik penting bagi Snap, yang tahun lalu memperkenalkan layanan yang memungkinkan merek memesan dan membeli iklan enam detik tanpa lewati selama tayangan premium di bagian Temukan pada aplikasi perpesanan foto Snapchat.

Studi Magna dan IPG Media Lab membantu mendemonstrasikan keefektifan iklan video di Snapchat, terutama dibandingkan dengan layanan agregasi video yang tidak disebutkan namanya dalam studi tersebut.

Menurut hasil, konsumen lebih cenderung melewatkan iklan 15 detik di agregator video daripada di Snapchat.

Seperti yang kamu sudah ketahui, Snap adalah salah satu platform digital yang mendorong iklan yang lebih pendek yang membantu mempopulerkannya di Snapchat.

Twitter tahun lalu mulai menawarkan opsi penawaran iklan video untuk mendorong adopsi iklan video bentuk pendek di platformnya.

Sebelumnya, YouTube Google meluncurkan perangkat lunak untuk membantu pengiklan secara otomatis mempersingkat iklan mereka menjadi iklan enam detik, yang disebut “bumper”.

Ketika orang-orang meningkatkan konsumsi video digital mereka di media sosial dan platform berbagi video, lebih banyak pemasar cenderung mengadopsi iklan enam detik untuk menjangkau audiens tersebut.

 

Sumber : https://www.marketingdive.com/news/short-video-ads-impact-all-stages-of-purchase-funnel-study-says/592095/