trens ecomerce terbaru 2020

Pada tahun 2019 lalu, sekitar 2,05 miliar orang melakukan transaksi online. Artinya, 21,55% dari populasi global sudah berbelanja di Internet.

Jumlah ini akan terus mencapai hingga 2,14 miliar pada tahun 2021.

Jumlah calon pelanggan yang sangat banyak, kan?   

Jumlah populasi masyarakat yang melakukan belanja online

Semakin banyak pembeli online, berarti semakin banyak pula platform e-commerce!

Hal ini menciptakan pasar yang kompetitif dan persaingan yang ketat. 

Agar bisa terlihat menonjol dan unggul dalam persaingan, kamu perlu pelajari cara-cara baru untuk mempromosikan produk dan layananmu.

Cara-cara ini yang mengharuskan kamu untuk tetap update dengan tren e-commerce terbaru.  

Dalam artikel ini akan membahas 5 tren e-commerce yang harus kamu perhatikan di tahun 2020 ini :

  • Ledakan social commerce
  • Pengalaman AR dan VR di e-commerce
  • Chatbot untuk memaksimalkan pendapatan
  • Voice commerce menjadi mainstream
  • Belanja mobile dan pembayaran mobile terus meningkat

Baca Juga : STOP Bayar SEO! Ada Cara Lain Agar Capai Peringkat #1 di Google

Mari pelajari secara detail!

Tren #1: Ledakan social commerce

Berdasarkan definisi dari Investopedia :

“Social commerce adalah penggunaan situs web jejaring seperti Facebook, Instagram dan Twitter sebagai sarana untuk mempromosikan dan menjual produk dan layanan.”

Metrik kampanye mencakup engagement pengguna seperti memberikan like, membagikan, dan me-retweet post. Menurut eMarketer , social commerce naik dari 23% pada Desember 2018 menjadi 31% pada Oktober 2019 di kalangan pengguna Internet AS: 

Platform populer seperti Instagram, Facebook dan Pinterest adalah platform yang sempurna karena mereka memberikan konten visual yang beraneka ragam, dimana membantu pembeli untuk menemukan, meneliti , dan berbelanja berbagai produk online.

Tempat Kursus Digital Marketing & Website Terbaik

Rujukan sosial ke situs web ritel meningkat 110% hanya dalam waktu dua tahun, jumlah yang melampaui saluran rujukan lainnya. Bagaimana bisa? Karena pengguna lebih memilih lingkungan sosial daripada situs web eksternal saat mencari atau membeli sesuatu. 

Social commerce menjadi sangat populer karena memberikan pengalaman penjualan yang bebas dari hambatan.  

Berikut adalah beberapa cara untuk memanfaatkan social commerce:

  • Buat merek produkmu menjadi relatable dan otentik.
  • Fokuslah pada visual. Jika tidak, merek akan tertimbun dan hilang dalam tumpukan social feed pelanggan.
  • Mengamati niat pengguna dalam melakukan pembelian dan ambil tindakan ketika antusiasme terhadap produk mencapai puncak.
  • Adopsi pandangan mobile-first.
  • Menarik perhatian dengan menggunakan konten sosial dan mendorong pelanggan untuk mengklik supaya mempelajari lebih lanjut.
  • Berikan respons yang cepat dan informatif untuk membangun kepercayaan di antara audiens.

Menciptakan sensasi social e-commerce yang mudah dan menyenangkan dengan maksud mendorong pengguna untuk menyelesaikan pembelian mereka. Ingatlah bahwa corong penjualan tradisional (filterisasi) telah digantikan dengan mesin engagement konsumen, salah satu tren terbaru dalam marketing digital adalah: 

Baca Juga :

Posting yang Dapat Dibeli

Pada bulan Maret 2019, Instagram meluncurkan Instagram Checkout, yang memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan pembelian mereka di dalam aplikasi Instagram : 

Merek E-commerce dapat membuat dan memposting iklan interaktif yang memungkinkan pengguna mengklik dan berbelanja dengan mudah. Hal ini akan membantu mengurangi risiko batalnya pembelian yang dikarenakan pelanggan harus mengganti aplikasi atau sign in ke toko yang tidak dikenal.

Sebagai contoh sebuah merek Missguided menggunakan post Instagram Shoppable untuk memberikan kemudahan pelanggan yang bebas hambatan berkat adanya social ecommerce :

Merek tersebut juga memiliki tampilan visual yang menarik dan proses checkout yang mudah melalui situs web selulernya. Seluruh proses terjadi dalam lingkungan sosial Instagram. Bahkan banyak pengguna tidak menyadari bahwa mereka telah dialihkan ke toko online Missguided.

Tren # 2: Peran AR dan VR Akan Mempengaruhi Keberhasilan E-commerce

Visualisasi produk meningkatkan penjualan dan sekaligus mengurangi keuntungan. Itulah kenapa hampir 90% bisnis dengan pendapatan tahunan antara $100 juta dan $1 miliar kini menggunakan teknologi Augmented Reality atau Virtual Reality.  

Menurut Gartner , 100 juta pembeli akan menggunakan AR online dan in-store pada tahun 2020. Teknologi ini berfungsi sebagai perpanjangan dari peran merek (brand experience) karena melibatkan pelanggan dalam lingkungan yang nyata dan meningkatkan pendapatan toko. 

Misalnya, aplikasi Yamaha My Garage memungkinkan pelanggan memasang aksesoris pada model sepeda motor resmi yang tampil dalam bentuk 3D. Mereka dapat terhubung dengan headset VR khusus untuk memeriksa mekanik sepeda motor dan menampilkan mulai dari status mesin, sensor, dan campuran bahan bakar. 

Cara ini memperdalam interaksi pelanggan dengan produk hingga ke tahap emosional. Grafik beresolusi tinggi juga memungkinkan pengguna untuk melihat seluruh komponen mesin.  

Kamu bisa mengirim perubahan dan perlengkapan kustom dari aplikasi ke dealer Yamaha lokalmu dan mereka dapat membuat kendaraan baru berdasarkan spesifikasi tersebut:

Baca Juga : Wix vs WordPress vs Squarespace Mana yang Terbaik untuk SEO?

Begini cara kamu memanfaatkan Augmented dan Virtual Reality untuk bisnismu di tahun 2020:

  • Kembangkan produk yang siap digunakan dalam AR dan tambahkan ke situs web kamu untuk berikan sensasi berbelanja yang lebih nyata. 
  • Tingkatkan proses penemuan produk baru. Gabungkan insight pelanggan dan VR untuk menonjolkan produk unik yang menarik perhatian audiens target kamu. 
  • Tekankan aspek kebaruan dan modern dari produkmu. Kebanyakan pembeli tidak pernah merasakan VR atau AR. Orang – orang yang memilikinya, seperti generasi milenial, akan menikmati pengalaman tersebut. Daya beli mereka akan melonjak, seperti pada tahun 2020 yang meningkat hingga $ 1,4 triliun. Maka, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan peluang ini.  
  • Cobalah sebelum membeli. 58% konsumen lebih cenderung membeli produk setelah mengujinya terlebih dahulu. Gunakan teknologi AR dan VR sehingga audiens dapat menguji berbagai item dari inventaris situs kamu.  
  • Jelajahi AR dan VR sebagai media yang menceritakan suatu kisah. Berikan pengalaman berbelanja yang berkesan. Bawalah pengguna berjalan mengikuti alur pemasaran merekmu dengan sudut pandang sebagai orang pertama untuk memberikan kesan istimewa.
  • Menjadi tuan rumah live event untuk memasarkan produkmu ke khalayak yang lebih luas tanpa harus memikirkan jarak yang harus ditempuh.  

Tren # 3: Chatbot Akan Memaksimalkan Pendapatan

Menurut Business Insider, 80% perusahaan akan menggunakan chatbot pada tahun 2020.

Perangkat lunak Artificial Intelligence ini bukan hanya sekadar saluran baru bagi konsumen untuk menemukan penawaran e-commerce dan membeli produk. Konsumen juga bisa menggunakan chatbot untuk mengidentifikasi produk apa yang mereka inginkan dan butuhkan.   

Pertanyaan besarnya adalah: Apakah chatbot layak untuk diinvestasikan dalam situs e-commerce kamu? Jawabannya, ya !

Begini cara kamu memanfaatkan chatbot:

  • Gunakan chatbot untuk melibatkan pelanggan di landing page itu sendiri. Bantu mereka menemukan produk yang tepat, karena navigasi yang cepat meningkatkan kemungkinan konversi dan menghemat waktu.
  • 94% dari pembeli online mengambil keputusan pembelian berdasarkan informasi produk. Jadi, rancanglah chatbot untuk menjawab pertanyaan umum tentang produk. Meskipun tidak bisa menjawab seluruh permintaan, setidaknya bisa menangani penemuan awal. Hal ini juga dapat menghemat waktu karyawanmu. 
  • Izinkan chatbot mengarahkan pelanggan kepada petugas layanan pelanggan yang profesional untuk produk yang sangat terspesialisasi.
  • Rata-rata bounce rate toko e-commerce adalah hingga 45% . Manfaatkan chatbot untuk mengurangi bounce rate dengan menggunakannya untuk menindak pembeli lebih lanjut. Dapatkan insight yang dapat ditindaklanjuti tentang cara meningkatkan kinerja platform e-commerce dan pengalaman berbelanja mereka. 
  • Berikan akses 24 x 7 ke perusahaanmu atau ke layanan pelanggan dengan chatbot untuk pelanggan kamu.
  • Gunakan chatbot untuk mengumpulkan data pelanggan secara efisien. Pantau perilaku mereka, termasuk riwayat pembelian dan preferensi, dan perbarui bisnismu sesuai dengan hal-hal tersebut.

Salah satu contoh yang bagus adalah ShopBot milik eBay. Chatbot unik ini berfungsi sebagai asisten pribadi virtual untuk membantu pembeli menemukan barang yang mereka inginkan. Masukkan sejumlah detail produk, maka ShopBot akan mengajukan pertanyaan yang relevan untuk menemukan warna, fit and style yang tepat di eBay :

ShopBot milik eBay menerima permintaan tiga kali lebih banyak daripada fungsi pencarian produk reguler eBay. Dengan cara ini, chatbot bisa memperluas batasan yang ditawarkan situs e-commerce sebagai sebuah kemudahan berbelanja. Hal ini meningkatkan retensi, engagement, dan penjualan, lho! 

Baca Juga : Apa Perubahan Besar dalam SEO pada Tahun 2020?

Tren # 4: Pencarian Suara Akan Menjadi Mainstream

Pencarian suara berkembang pesat berkat popularitas asisten digital.

Pada tahun 2019, Cina memiliki 85,5 juta pengguna speaker pintar sedangkan AS memiliki 74,2 juta, dan Inggris memiliki 12,6 juta: 

Menurut perusahaan analis marketing Canalys, ada sekitar 100 juta speaker pintar yang digunakan pada tahun lalu. Jumlah tersebut diprediksi akan mencapai 225 juta pada tahun 2020 . Di AS, 22% pemilik speaker pintar pernah membeli produk dengan menggunakan perangkat mereka:   

Seperti yang sudah dibahas Shanhong Liu:

“Perangkat speaker pintar seperti Google Home dan Amazon Echo dipasangkan dengan asisten pribadi pintar seperti Google Assistant dan Alexa untuk menjalankan perintah, melakukan pencarian di web dan mengendalikan perangkat pintar lainnya.”

Faktanya, 60% pemilik asisten virtual melakukan pembelian dengan menggunakan perintah suara. Karena teknologi ini sangat populer, diperkirakan bahwa akan ada banyak merek yang mendesain ulang situs web mereka untuk mendukung fitur pencarian suara pada tahun 2021 – dan pencarian suara akan meningkatkan pendapatan digital commerce sebesar 30% .   

Tahun lalu, Domino’s Pizza meluncurkan Dom, asisten pemesanan pizza yang diaktifkan dengan suara. Dom menerima pesanan, membantu pengguna memeriksa status pesanan mereka, dan menemukan penawaran terbaik untuk pelanggan :  

Teknologi yang terintegrasi dengan operasi harian bisnis ini dikembangkan oleh Nuance, sebuah perusahaan pengenalan suara. Dalam kurun waktu tiga bulan peluncuran, 500.000 pesanan sudah dibuat.

Beginilah cara toko e-commerce mendapatkan manfaat dari voice commerce:

  • Perlakukan strategi pencarian sebagai sebuah percakapan. Desainlah konten dengan long-tail keyword dalam bentuk percakapan dengan pelanggan yang mudah ditelusuri pada pencarian. 
  • Fokuslah pada prediksi permintaan dan kata kunci yang sesuai. Manfaatkan kata-kata pemicu untuk pencarian suara. 
  •  Jangan membatasi pada kata-kata yang sama persis. Justru, pertimbangkan kemungkinan konteks dari permintaan pelanggan dan tawarkan konten berharga yang menjawab pertanyaan pelanggan. 
  • Padukan beberapa terminologi untuk membuat set kata kunci dan frasa yang bisa diubah-ubah. Mereka harus mencakup semua data pertanyaan yang relevan.
  • Muncul dengan deskripsi produk yang menarik yang terdengar bagus saat dibaca dengan lantang. Menulislah secara natural untuk menyelaraskan deskripsi dengan pola bicara reguler.
  • Optimalkan situs e-commerce agar segera muncul di SERP seluler untuk pencarian suara. 
  • Berinvestasi dalam fungsi pencarian suara yang berjalan lancar dan digerakkan oleh AI. Hal ini meningkatkan pengalaman pengguna dan menunjukkan kepada pelanggan bahwa kamu sungguh ingin memberikan pengalaman on-site terbaik.

Baca Juga : Akankah Bisnis Kecil Masih Mendapatkan Untung dari Iklan Facebook pada Tahun 2020?

Tren #5 Proses Belanja & Transaksi mobile akan terus meningkat

Sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia menggunakan smartphone untuk mengakses Internet. Itu berarti sekitar enam kali lipat dari ukuran populasi Amerika Serikat!  

Maka, tidak heran kalau 60% dari traffic e-commerce berasal dari konsumen seluler. Hal ini menunjukkan dampak besar yang dimiliki perangkat seluler dalam penjualan produk online. Itulah kenapa platform seperti Amazon Pay dan PayPal memberikan keuntungan bagi pembeli.  

Apa yang berkontribusi pada kebangkitan mobile shopping dan pembayaran mobile? Berikut adalah beberapa poinnya:

  • Pengalaman pelanggan yang lebih baik. Sebagian besar situs web e-commerce memiliki desain responsif yang disesuaikan untuk kebutuhan pengguna seluler itu sendiri. Perangkat ini menyediakan navigasi superior yang menarik untuk pembeli. 
  • Gunakan pembayaran mobile. Menyimpan data registrasi dalam perangkat seluler itu sendiri akan membantu mengurangi waktu tunggu.  
  • Manfaatkan ruang dengan baik. Menampilkan elemen-elemen penting di bagian atas halaman beranda dan memastikan jendela pencarian jelas terlihat.
  • Buat call-to-action yang cukup besar agar bisa menarik perhatian pembeli online dengan mudah. 
  • Sesuaikan pengalaman online dengan audiens target sehingga mereka memiliki alasan untuk terus kembali kepadamu. 
  • Hilangkan semua gangguan dan hambatan dalam proses checkout sehingga pelanggan dapat melewati proses checkout dengan lancar. 
  • Berikan akses ke berbagai dompet digital sekaligus menjaga keamanan setiap komponen dalam situs web

Belanja mobile akan memiliki masa depan yang cerah pada tahun 2020: 66% orang Amerika percaya bahwa pembayaran mobile akan menggantikan sistem pembayaran menggunakan kartu dan 61% mengklaim hal yang sama perihal uang tunai.

Tidak hanya itu, telepon seluler akan menjadi perangkat yang mendominasi penjualan online dan mendongkrak penjualan sebesar 54% pada tahun 2021.   

Seperti biasa, Amazon adalah menjadi yang terdepan dalam belanja dan pembayaran mobile.  Amazon membanggakan pengalaman seluler yang berfokus pada pelanggan: Aplikasi ini menggabungkan hal-hal terbaik yang ditawarkan platform seluler, termasuk navigasi yang intuitif, rekomendasi yang digerakkan oleh data, dan pembayaran one-click yang mudah : 

Merek ini juga mempersonalisasi penawaran dengan menerapkan program loyalitas Amazon Prime. Program tersebut memecahkan salah satu masalah utama dari pembelian online: pengiriman. Dengan Prime, pembeli mendapatkan pengiriman dua hari gratis tanpa minimal pembelian.

Amazon bahkan meluncurkan Amazon Pay, sebuah layanan khusus untuk memudahkan proses checkout dan pembayaran online. Pedagang juga mendapatkan akses mudah ke jutaan anggota Prime dengan layanan ini. Itulah kenapa mereka menambahkan Amazon Pay sebagai sarana pembayaran untuk meningkatkan penjualan.

Baca Juga : 6 Cara Mengoptimalisasi Sosial Media

Perlu Kamu Tahu

Dunia e-commerce terus berubah, maka e-tailer dan vendor online juga harus terus berkembang. Ketika daya beli konsumen meningkat di seluruh dunia dan media sosial mengaburkan batas antara konten dan commerce, bisnis harus mengidentifikasi tren e-commerce di masa mendatang agar tetap bisa menjadi yang terdepan. 

Dengan semakin majunya teknologi dan infrastruktur, masa depan e-commerce juga akan bersinar lebih cerah dari sebelumnya pada 2020 dan seterusnya.

Berikutnya Baca : Karakteristik Bisnis Digital

Sumber : https://www.singlegrain.com/e-commerce/ecommerce-trends-2020/